Tuesday, February 7, 2012

Sang Raja Tanpa Mahkota

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Jawa Timur 16 Agustus 1882. Ia adalah anak sulung dari 12 bersaudara. Ia pernah bersekolah di OSVIA, Magelang dan lulus pada tahun 1902.

Setahun setelah lulus, ia bekerja menjadi juru tulis patih di Ngawi, 4 tahun kemudian ia pindah ke Surabaya. Disana ia bekerja di Koog&Co sambil mengikuti kursus mesin.




Setelah menyelesaikan kursusnya, ia bekerja di pabrik gula Rogojampi. Pada tahun 1912, ia masuk Serekat Islam dan sempat menjadi wakil ketua SI. Selama di SI, ia pernah masuk penjara akibat mengikuti gerakan radikal Semaoen. Pada tahun 1913 ia kemnali ke SI dan menjadi ketua

Tjokro adalah ketua yang baik, ia memperbaiki dan memperkuat anggarab SI. Namun, kepemimpinannya pernah goyang akibat tergoda oleh uang.

Pada tahun 1916, Soekarno, Musso, dan Kartosoewirjo tinggal di kos yang sama dengan Tjokro. Ia mendidik dan menempa mereka hingga matang pemikirannya.


Pada tahum 1919, Tjokro mulai lengser dari jabatan ketua SI, dan pindah ke Yogyakarta untuk memantau Si yang sekarang pusatnya berada di Yogyakarta.

Pada tahun 1921, jabatan pemimpin ketua SI dipulihkan kepada Tjokro. Setelah ia terpilih kembali, ia menjadi sering berpidato , terutama yang bertema ketidak adilan bangsa Belanda dalam memimpin Indonesia

Ternyata pidato-pidatonya mendapat sambutan baik dari masyarakat. Banyak sekali rakyat Indonesia yang mendukungnya. Bahkan, ia berhasil mendapat dukungan dari sebagian rakyat Belanda.


Tjokroaminoto mulai sakit-sakitan pada tahun 1931, dan pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta akibat sakit ginjal dan komplikasinya. Ia dimakamkan di sebuah pemakaman umum di Surabaya.

No comments:

Post a Comment