Monday, February 27, 2012

Contoh Naskah Drama


Naskah Drama
Haryo : Narator
Nares : Kunti
Saskia : Jenny
Nadey : Sari
Raissa : Julia
Safira : Merry


Narator: Merry dan Kunti merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suata hari ketika keluarga Kunti jatuh miskin, Merry pun tak ingin lagi bersahabat dengan Kunti. Suatu siang ketika Kunti, Merry, Sari, Julia dan Jenny sedang berada di kelas untuk bersih-bersih sebelum pulang sekolah, Kunti dengan berat hati meminta Merry untuk membantunya karena menurutnya Merry lah yang bisa menolongnya dan Merry merupakan sahabatnya, namun yang terjadi adalah Merry balik menghina Kunti.

Kunti: Merry, bisakah kau menolongku sedikit saja?

Merry : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa yang harus aku tolong?

Kunti : Ada apa denganmu Merry? Bukankah kita sahabat? Masa kau sudah lupa dengan itu?

Merry : Sahabat? Maaf ya aku tidak punya sahabat miskin seperti kamu. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.

Sari : kenapa sih dengan kalian berdua? Sepertinya ada masalah gitu.

Kunti : Nggak papa kok. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Merry?

Merry : Baik-baik saja? Gini ya Sar, tadi si miskin ini meminta bantuan ke aku. Tapi sayangnya aku tak ingin membantu orang seperti dia. Mana dia ngaku-ngaku sahabat aku lagi? Ogah deh.
..........( Kunti pun pergi karena mendengar perkataan Merry seperti itu )……….

Sari : Jangan begitu Merry. Bukannya kau dan Kunti memang bersahabat dari kecil? Masa karena sekarang Kunti dan keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi bersahabat dengannya. Bukannya justru pada saat-saat seperti ini kau bisa tunjukan ke dia kalau kau memang sahabatnya. Bukan malah meninggalkannya.

Jenny : Betul itu kata Sari. Seharusnya kau sekarang mendukung dia, bukannya menghina seperti itu. Kasian kan dia.

Julia : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?

Merry : Kalian pikir kalian siapa berani-berani menasihati aku? Sok baik! Terserah aku dong mau berbuat apa. Urus saja diri kalian masing-masing.

Jenny : Kita bukannya bermaksud menasehati kamu atau sok baik. Tapi kita tidak mau persahabatan kamu dan Kunti berakhir seperti ini.

Merry : Halah itu bukan urusanku dan juga kalian. ( Merry pun langsung pulang )

Julia : Setan apa yang merasuki anak itu? Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Kunti. Bukankah selama ini dia yang selalu saja membela-bela Kunti ketika ada masalah?

Sari : ya itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu, Merry hanya mau berteman dengan orang kaya.

Jenny : Pantas saja.

Julia : Pantas apanya?

Jenny : sudahlah jangan dibahas lagi, mending kita pulang saja.

Sari : betul itu.

Narator : keesokan harinya mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Kunti. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan kesekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Kunti di pinggir jalan yang sedang mencari barang bekas.

Sari : Hey bukannya itu Kunti?

Jenny : ya benar itu Kunti. Sedang ngapain dia? Bukannya masuk sekolah malah keliaran seperti itu.

Sari : ya benar. (Sari pun langsung menarik Merry yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan telepon genggamnya) Liat itu? Apa yang sahabatmu lakukan?

Merry : haha… Pasti sedang mengais-ngais sampah. Namanya juga orang miskin.

Julia : Apaan sih. Ayo kita samperin saja dia.

Sari : Kunti, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk 2 minggu ini?

Kunti : (dengan Kaget) aku? Ya seperti yang kalian liat.

Merry : aku bilang juga apa. Pasti dia sedang mengais-ngais sampah. Seperti tidak tahu saja kalian kerjaan orang miskin.

Jenny : sudahlah Merry, begitu-begitu Kunti itu sahabatmu.

Sari : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah lagi Kunti?

Kunti : Begini, orang tua ku tidak punya uang untuk membiayai aku dan adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah, jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.

Julia : Mulia betul hati mu sobat.

Merry : haha. Mulia apanya? Dia cuma mau cari muka tahu? kalian ini gampang sekali dibodohi sama dia.

Kunti : Tega sekali kau berkata begitu padaku. Aku memang sekarang sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak mau bersahabat lagi denganku ya sudah itu tidak jadi masalah, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu lagi, aku tidak pernah menyesal pernah berkenalan dengan mu. Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Merry. (Kunti pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur aduk)

Sari : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Merry, suatu hari nanti kau juga akan merasa apa yang Kunti rasakan sekarang.

Julia dan Jenny : Betul itu.

Merry : haha. Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Toh keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha ( sambil tertawa Merry pun jalan meninggalkan mereka bertiga)

Julia : Sombong sekali itu anak. Semoga hidupnya baik-baik saja.

Sari : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan kita

Jenny : ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dengan Kunti.
……….( mereka bertiga akh
irnya melanjutkan perjalan ke sekolah )……….

Narator : Hari itu merupakan hari terakhir mereka bertemu Kunti. Dan ketika semuanya telah terjadi, Merry pun merasakan apa yang dulu Kunti rasakan. Keluarganya bangkrut karena ditipu oleh orang lain. Sekarang, Merry sadar atas seluruh pendeeritaan Kunti
            Kunti akhirnya kembali bersekolah. Ia bahkan berhasil mendapatkan beasiswa untuk SMP, SMA dan malah universitas di luar negri. Masa depannya cerah, ia mendirikan perusahaan yang sangat besar, dan salah satu karyawannya adalah………..Merry.

No comments:

Post a Comment