Friday, March 2, 2012

Resensi film Little Buddha

R. Himan Haryo Teguh. D
Little Buddha

Suatu hari Dean Conrad , seorang arsitek dari Seattle, menemukan dua biksu berjubah duduk di ruang tamunya berbicara dengan istrinya Lisa . Dipandu oleh serangkaian mimpi yang mengganggu, para biarawan telah melakukan perjalanan dari Nepal ke Seattle karena mereka percaya bahwa  putra Conrad yang berusia sepuluh tahun, Jesse (Alex Wiesendanger) dapat menjadi reinkarnasi dari Lama DorjeKeluarga Conrads pada awalnya skeptis, terutama ketika para biksu ingin membawa anak mereka kembali ke Bhutan dengan mereka. Tapi setelah sahabat Dean melakukan bunuh diri, Dean memiliki kebangkitan moral dan mengizinkan Jesse pergi dengan para biarawan. Kemudian Lama Norbu memberikan Jesse buku anak-anak tentang Siddhartha Gautama .Norbu lalu menceritakan kisah tentang sang Buddha. Ia menceritakan bahwa Siddhartha menjalani hidup yang terlindung sampai ia melihat beberapa  pengemis yang memperlihatkannya kemiskinan dan kelaparan. Setelah  mengetahui hal ini, Siddhartha memutuskan bahwa takdirnya adalah meringankan semua manusia dari rasa sakit dan penderitaan.Kembali ke masa kini, Jesse sekarang memiliki pengetahuan dasar tentang Buddhisme. Namun, Jesse dan  ayahnya terkejut ketika menemukan bahwa ada dua anak lain di Bhutan yang menunjukkan tanda-tanda sebagai reinkarnasi Lama Dorje. Akhirnya mereka mengetahui bahwa lama Dorje terpisah ke tiga orang. Tak lama kemudian lama Norbu meninggal dunia, dan abunya dibagikan kepada ketiga anak yang katanya reinkarnasi Lama Dorje.

Tokoh :
·        Jesse: Baik hati (senang berbagi)
·        Raju: Peberani ( berani mengejar copet walaupun dia hanya seorang anak kecil)
·        Githa: Sombong (terlalu membanggakan keluarganya dan sering menghina orang lain)
·        Lama Norbu : Bertanggung Jawab (tetap melaksanakan tugas walaupun ia sekarat)
·        Dean Conrad: Perhatian ( Sangat peduli kepada Jesse)
Alur: Maju
Pesan:
KehIdupan di dunia ini sangat fana, sehingga kita perlu menggunakan waktu sebaik mungkin. Jangan arogan, karena kita tidak hidup sendiri dan tetap membutuhkan orang lain.
Kaitan dengan kehidupan sehari-hari:
            Seperti yang di contohkan oleh cerita Buddha, seeringkali manusia dibutakan oleh kesenangan dan tidak memikirkan akan adanya penderitaan dibalik kesenangan yang ia dapat. Ambillah contoh para koruptor yang mengambil uang Negara, mereka bersenang-senang dengan uang tersebut tanpa memikirkan bahwa tindakannya mendatangkan penderitaan bagi orang lain.

No comments:

Post a Comment